Hello blogger, kali ini kami akan melenceng sedikit dari tema. Postingan kali ini adalah tugas kami disekolah untuk mewawancarai salah satu guru di sekolah kami. Tema dari wawancara kami adalah "Arti seorang murid". Guru yang kami wawancarai adalah guru bahasa Inggris bernama Ibu W.E.S Dwi Astuti atau biasa dipanggil mam wes. Mengapa kami memilih beliau sebagai narasumber untuk pembahasan ini? karena beliau terkenal dengan rajin mengajar walaupun fisiknya sedang tidak sehat tapi beliau bela-belain ngajar para muridnya. Kita sebagai murid pasti heran dong "Udah sakit kok masih masuk?" itu dia mengapa kita memilih beliau. Menurut pendapat kami, pasti beliau menganggap murid-muridnya spesial sehingga dia tetap mengajar walaupun sakit. Salut! Berikut adalah wawancara kami.
Sudah sekitar 16 tahun.
Selama 16 tahun mengajar ada tidak murid yang paling berkesan buat Mam Wes?
Kalau secara positif sih ada namanya Gita dia udah lulus. Dia pernah ikut lomba english debate dan alhamdulillah menang. Dia itu orangnya gak bisa diem, selalu ngomong. Pas saya tanya “Kenapa kamu bisa kuat ngomong terus?” terus dia jawab “Soalnya dari dulu dirumah saya radio nyala 24 jam Mam.” Itu yang gak bisa saya lupain, dia pinter ngomong kaya gitu karena dengerin radio.
Seperti yang kita tahu sekarang kan Mam Wes udah kurang sehat, tapi kenapa Mam selalu ngebelain buat mengajar?
Karena rasa tanggung jawab saya sebagai seorang guru, kalau gak masuk kan harus ada yang menggantikan dan belum tentu yang menggantikannya itu bisa. Dan nantinya hasilnya akan tidak maksimal buat saya.
Menurut Mam sendiri, apa sih arti murid?
Murid itu masa depan bangsa. Siswa/I akan menjadi pemimpin nantinya jadi saya selalu berusaha untuk mengajarkan disiplin, tanggung jawab dan kejujuran. Walaupun susah ya tapi alhamdulillah disini engga susah-susah banget karena kita udah punya peraturan yang ketat kan.
Berbicara soal murid, pasti selalu ada murid yang menonjol dan kurang menonjol. Bagaimana perlakuan Mam terhadap murid-murid tersebut?
Saya sih selalu berusaha untuk berperilaku sama tapi pasti ada yang berbeda. Contohnya, saya engga mungkin menyuruh anak yang kurang menonjol untuk menjelaskan sesuatu di depan kelas karena kasihan dianya sendiri jadi saya pasti menunjuk anak yang lebih menonjol agar suasana belajar tetap kondusif. Nah dari sikap saya menunjuk anak yang menonjol itu pasti orang akan melihatnya sebagai perlakuan yang berbeda. Tapi kalu urusan nilai sih saya tetap berusaha untuk objektif.
Kalau ada anak yang malas, apakah Mam menyalahkan diri sendiri atau tidak?
Kadang saya mengoreksi diri sendiri kenapa siswa banyak yang malas. Tapi saya selalu mencoba cara baru supaya siswa tersebut rajin. Tapi kalau tidak berubah juga ya que sera sera . Whatever will be, will be.
Bagaimana sikap Mam wes menghadapi murid yang selalu remedial? Biasanya kan murid suka marah-marah sendiri kalau selalu engga tuntas, gimana sikap Mam wes?
Sebenernya orang belajar itu tidak ada batasan waktu tapi kalau disini harus sesuai kompeten, harus tuntas. Tergantung kita mengatakannya seperti apa ke murid tersebut.
Pertanyaan terakhir Mam, apa harapan dan doa dari Mam Wes untuk siswa/i SMAN 12 jakarta?
Saya berharap para siswa menyadari bahwa apa yang dipelajari sekarang adalah keperluan dia di masa depan nanti. Mudah-mudahan mereka menjadi orang yang berguna bagi masyarakat dan Negara. Saya selalu medoakan yang terbaik.
Kesimpulannya, Mam Wes memberikan kami penjelasan bahwa mengapa dia selalu mengajar karena dia merasa bertangung jawab atas murid-muridnya dan masa depan mereka. Mam wes juga termasuk guru yang rajin memberikan remed, itu kata beliau supaya anak murid selalu belajar dan tentunya dapat nilai yang bagus. Overall, wawancara ini sangat inspiratif dan juga menunjukan sisi Mam wes yang benar-benar ingin mengerti muridnya dan rasa tanggung jawabnya yang besar terhadap murid-muridnya. Sekali lagi, Salut!
Bye, see you in the next post!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar